Selasa, 21 Juni 2016
LUAR BIASA !!! TEMPE TERNYATA BISA MENURUNKAN RESIKO JANTUNG KORONER
Penyakit jantung koroner adalah penyebab utama kesakitan atau kematian pada wanita menopause. Mengkonsumsi tempe terbukti dapat menurunkan risiko terkena penyakit jantung koroner, terutama untuk wanita menopause. Sekian hasil riset mahasiswa program studi Gizi Manusia, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB), Diah Mulyawati Utari.
Dikatakan Diah, Ahad (10/7), keadaan menopause mengakibatkan turunnya produksi estrogen yang menyebabkan masalah metabolisme lipid hingga bakal memperburuk profil lipid darah serta oksidasi dalam tubuh. Masalah ini bakal berlanjut pada penyakit jantung koroner. " Lipid dalam tubuh gampang teroksidasi hingga mengakibatkan terbentuknya peroksidasi lipid yang ditandai dengan peningkatan malondialdehyde (MDA), " katanya.
Tingginya kadar MDA bisa digunakan sebagai tanda radikal bebas pada badan. Radikal bebas yang berlebih yaitu faktor resiko penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, stroke serta kanker. Lipid khususnya dalam kolesterol-LDL (K-LDL) yang di kenal sebagai cholesterol jahat adalah tujuan paling utama oksidasi. " Terjadinya oksidasi pada K-LDL adalah salah satu faktor utama atherosklerosis atau penyumbatan pembuluh darah. Untuk mencegah terjadinya hal itu jadi diperlukan ada anti-oksidan, salah nya ialah antioksidan endogen yakni superoksida dismutase (SOD) yang disebut pertahanan pertama pada proses oksidasi di dalam badan, " tuturnya menjelaskan.
Dengan judul disertasi " Efek Intervensi Tempe pada Profil Lipid, Superoksida Dismutase, LDL Teroksidasi serta Malondialdehyde pada Wanita Menopause ", Diah mau perlihatkan pengaruh tempe secara komprehensif pada profil lipid, SOD, MDA serta LDL teroksidasi pada wanita menopause sebagai grup berisiko terserang penyakit jantung koroner.
Dikatakan Diah, dalam 10 sampai 12 tahun terakhir, penelitian perihal manfaat protein kedelai serta isoflavon makin meningkat serta mendalam. Berdasarkan riset yang ada serta selalu berkembang, terbukti mengkonsumsi kedelai tak saja memperbaiki sebagian segi kesehatan pada wanita menopause, namun juga memperbaiki kesehatan jantung. Proses fermentasi, lanjut Diah bikin kadar asam amino, asam lemak serta isoflavon pada tempe jauh lebih tinggi dibanding kedelai.
Penelitian Diah dilakukan di Kota Bogor dengan jumlah total sampel 53 wanita menopause. Para wanita menopause ini diberikan 160 gram tempe setiap hari selama 4 minggu. Jumlah itu setara dengan 4 potong tempe ukuran tengah. Tempe yang diberikan pada wanita menopause ini yaitu tempe yang dikukus selama 10 menit lalu dicampur dengan bumbu tertentu hingga jadi makanan siap santap.
Hasil uji statistik menunjukkan kalau pemberian tempe sejumlah 160 gr sehari-hari selama 4 minggu bisa memperbaiki profil lipid yakni menurunkan kadar kolesterol total, K-LDL (kolesterol jahat), serta trigliserida. Pemberian tempe ini dapat juga meningkatkan kesibukan enzim anti-oksidan SOD dan turunkan MDA serta oksidasi pada LDL. Hasil riset ini secara berarti tunjukkan kalau tempe memiliki kekuatan untuk menurunkan aspek resiko penyakit jantung koroner.
Cuma saja, menurut Diah, hingga saat ini sosialisasi tentang tempe sebagai makanan yang memiliki manfaat banyak untuk kesehatan ini masihlah kurang dilakukan. Beberapa waktu lalu memang kerap didengungkan sosialisasi soal tempe. Tetapi, akhir-akhir ini pemerintah telah jarang mensosialisasikan masalah faedah tempe ini. Hal ini dapat terlihat dari masihlah belum sangat tingginya tingkat konsumsi tempe di dalam masyarakat. Lebih lanjut dikatakan Diah untuk mendapatkan dampak maksimal bagi kesehatan, jadi tempe baiknya di proses lewat cara dikukus serta hindari pengolahan dengan cara menggoreng. Terkait jumlah tempe yang dikonsumsi, Diah merekomendasikan sekitaran 150-160 gram setiap hari atau setara dengan 3-4 potong tempe ukuran sedang.
CAR,HOME DESIGN,FOREX,SEO
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar