Selasa, 31 Januari 2017
Senin, 30 Januari 2017
Minggu, 29 Januari 2017
Sabtu, 28 Januari 2017
Jumat, 27 Januari 2017
Pergi Aja Langsung, Kalau Polisi Gak Bisa Menunjukan Ini !!
Kabar8.blogspot.com. Masyarakat Indonesia memiliki hubungan yang “kadang cinta, kadang benci” dengan aparat keamanan. Di satu sisi, orang Indonesia sangat menghormati posisi seorang polisi. Tidak sedikit orang yang berjuang mati-matian agar bisa menjadi seorang polisi. Namun di sisi lain, para petugas sering dianggap sebelah mata oleh masyarakat.
Pergi Aja Langsung, Kalau Polisi Gak Bisa Menunjukan Ini !! |
Hal yang paling sering membuat masyarakat kesal kepada polisi adalah razia lalu lintas. Razia sering kali dianggap sebagai cara para petugas untuk meraup keuntungan dari kesalahan para pengendara di lalu lintas. Meski kesal, Anda patut tahu peraturan yang diterapkan pada sebuah razia. Berikut adalah syarat agar sebuah razia dianggap sah.
1. Ada Tanda Papan Pemberitahuan
Kebanyakan dari kita sering kali “disergap” tiba-tiba oleh seorang petugas dan mengatakan sedang ada razia. Padahal di sekeliling kita tidak ada tanda yang menyatakan bahwa razia sedang dilaksanakan hari itu. Pada Pasal 15 ayat (1) sampai dengan (3) PP 42/1993 dinyatakan bahwa setiap tempat pemeriksaan/razia harus dilengkapi dengan tanda yang menunjukkan adanya pemeriksaan kendaraan bermotor.
2. Petugas Memiliki Surat Tugas yang Sah
Jika Anda tiba-tiba dirazia dan sang petugas tidak bisa menunjukkan surat tugas mereka, maka itu bukanlah razia yang sah. Dalam pasal 13 PP 42/1993 dijelaskan bahwa seorang petugas yang melaksanakan razia wajib membawa surat tugas.
Dan dalam Pasal 14 PP 42/1993 dinyatakan bahwa surat tugas tersebut harus memuat beberapa hal penting seperti; alasan dan jenis pemeriksaan, waktu pemeriksaan, penanggung jawab pemeriksaan, daftar petugas pemeriksa, dan daftar pejabat penyidik yang ditugaskan selama pemeriksaan.
3. Razia Malam Hari Harus Disertai Papan Bercahaya Berwarna Kuning
Razia memang sering dilakukan pada malam hari. Hal ini dikerenakan banyak pengendara nakal yang menyerobot lalu lintas ketika mereka sedang berada di perjalanan pulang dari pekerjaan masing-masing. Kemacetan dan pelanggaranpun sering kali terjadi begitu saja.
Razia pada malam hari, seperti halnya pada siang hari, harus disertai dengan papan tanda adanya pemeriksaan. Di malam hari, petugas harus menyediakan papan tanda pemeriksaan yang diberi cahaya berwarna kuning sebagai tanda bahwa pemeriksaan sedang berlangsung malam itu.
4. Petugas Wajib Memakai Seragam Beserta Artibutnya
Perhatikan pula seragam petugas yang memeriksa Anda. Dalam pasal 16 PP 42. 1993 ayat 1 mengatakan bahwa “pemeriksa yang melakukan tugas pemeriksaan wajib menggunakan pakaian seragam, atribut yang jelas, tanda-tanda khusus sebagai petugas pemeriksa dan perlengkapan pemeriksaan.”
Tidak hanya sampai di situ, dalam pasal yang sama ayat 2 mengatakan bahwa “pakaian seragam, atribut, tanda-tanda khusus dan perlengkapan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia dan Menteri.
5. Tidak Perlu Nego
Jika Anda terjaring razia, tidak perlu repot-repot bernegosiasi seperti yang dilakukan kebanyakan orang. Sapalah petugas dengan baik dan hormat. Jika Anda tahu apa kesalahan Anda dalam berkendaraan, maka akui kesalahan Anda dan jangan membantah. Jangan pula mencari pembenaran atas kesalahan Anda. Kesalahan tetap kesalahan dan itu bisa berbahaya bagi nyawa Anda.
Jika memang kesalahan itu membuat Anda ditilang, jangan sekali-sekali mencoba “nego harga” dengan petugas. Akui saja kesalahan itu dan ikutilah sidang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kita tidak pantas mengeluh tentang polisi yang menerima suap, jika kita sendiri adalah orang yang selalu mengambil jalan pintas dengan “uang damai”.
Demikianlah informasi yang wajib ketahui, khususnya Anda yang sering berkendara dengan kendaraan pribadi. Anda harus tahu hak Anda sebagai pengendara. Selalu cek apakah razia yang dilakukan petugas adalah razia yang sah atau tidak, agar Anda tidak terjebak dengan “pemerasan” yang dilakukan atas nama hukum.
Namun, Anda juga harus mengingat kewajiban Anda. Bayarlah denda yang legal, akui kesalahan jika Anda memang melakukannya dan jangan ulangi lagi di masa depan. Menciptakan lalu lintas yang bebas suap-menyuap adalah kewajiban kita bersama.
TOLONG SEBARKAN !! Kebanyakan Makan Mie Instan, Usus Anak Ini Di Potong 2 Kali, Jangan Anggap Remeh !!
Kabar8.blogspot.com. Maksud hati membantu suami menambah penghasilan, apa daya anak jadi korban. Akibat kerap meninggalkan buah hatinya, Hilal Aljajira (6), Erna Sutika (32) kini harus menelan pil pahit. Usus Hilal bocor dan membusuk hingga harus dipotong. Rupanya tiap hari Hilal hanya menyantap mi instan karena di rumah tak ada orang yang memasakkan makanan untuknya. Berikut cerita Erna.
TOLONG SEBARKAN !! Kebanyakan Makan Mie Instan, Usus Anak Ini Di Potong 2 Kali, Jangan Anggap Remeh !! |
Saat usia Hilal menginjak 2 tahun, aku memutuskan bekerja, membantu keuangan keluarga mengingat penghasilan suamiku, Saripudin (39), kurang mencukupi kebutuhan keluarga.
Aku bekerja di perusahaan pembuat bulu mata palsu, tak jauh dari rumah kami di Garut. Setiap berangkat kerja, Hilal kutitipkan kepada ibuku. Di situ, ibuku kerap memberinya mi instan. Bukan salah ibuku, sih, karena sebelumnya, aku juga suka memberinya makanan itu jika sedang tidak masak.
Ternyata, Hilal jadi “tergila-gila” makanan itu. Ia akan mengamuk dan mogok makan jika tak diberi mi instan. Ya, daripada cucunya kelaparan, ibuku akhirnya hanya mengalah dan menuruti kemauan Hilal. Lagi pula, kalau tidak diberi, Hilal pasti akan membeli sendiri mi instan di warung dekat rumah dengan uang jajan yang kuberikan. Praktis, sehari dua kali ia makan mi instan.
Dua kali dipotong
Kamis, 20 November 2008, Hilal mengeluh sakit perut. Kupikir sakit biasa. Anehnya, setelah tiga hari, sakitnya tak kunjung hilang dan ditambah ia tidak bisa buang air besar. Gara-gara itulah perutnya membesar.
Khawatir, kubawa Hilal ke mantri dekat rumah. Karena tetap tidak ada perubahan, kami kemudian membawanya ke RSU Dr Slamet, Garut. Ternyata hasil pemeriksaan dokter lebih menyeramkan dari yang kuduga. Kupikir, cukup dengan obat pencahar perut, sakit Hilal bisa segera sembuh. Rupanya tak segampang itu.
Hasil tes darah dan rontgen memperlihatkan, Hilal harus segera dioperasi karena beberapa bagian di ususnya bocor dan membusuk. Ketika kutanyakan apa penyebabnya, dokter menjawab, akibat dari kandungan makanan yang Hilal konsumsi selama ini tidak sehat dan membuat ususnya rusak. Saat itulah kutahu Hilal terlalu sering menyantap mi instan. Astagfirullah….
Atas rujukan dokter, kami kemudian membawa Hilal ke RS Hasan Sadikin, Bandung, dengan alasan peralatan medis di RS itu lebih lengkap. Sejak awal, tim dokter sudah pesimistis dengan kondisi Hilal yang begitu memprihatinkan dengan berat badan yang tidak sampai 11 kg. Dokter juga bilang, dari puluhan kasus serupa, hanya tiga orang yang bertahan hidup. Aku hanya bisa berserah pada Allah SWT.
Baru pada 25 November 2008 operasi dilakukan di RS Immanuel, Bandung. Saat itu aku sedang hamil tiga bulan. Dokter mengamputasi usus Hilal sekitar 10 cm. Untuk menyatukan bagian usus yang terputus itu, dokter menyambungnya dengan usus sintetis. Selain itu, dokter juga membuat lubang anus sementara (kolostomi) di dinding perut sebelah kanan.
Utang belum lunas
Ternyata cobaan kami belum berakhir sampai di situ. Tiga hari kemudian, dokter menemukan masih ada bagian usus yang bocor. Mau tidak mau, Hilal harus kembali naik ke meja operasi dan merelakan sebagian ususnya lagi.
Jelas, aku dan suami sangat ingin Hilal sembuh. Namun, di sisi lain, penghasilanku sebagai buruh tidaklah seberapa. Setiap bulan, aku hanya bisa membawa pulang uang Rp 250.000 atau Rp 300.000 kalau lembur. Adapun suamiku penghasilannya tidak pernah menentu. Maklum, ia hanyakuli kasar di pabrik tahu di
Bandung.
Sejak Hilal jatuh sakit, aku memutuskan berhenti bekerja. Alhasil, suamiku harus banting tulang mengerjakan pekerjaan apa pun asal menghasilkan uang. Kendati sudah bekerja begitu keras, rasanya sia-sia saja. Biaya operasi Hilal yang mencapai Rp 16 juta terasa begitu besar dan entah kapan bisa dilunasi. Apalagi, kami hanya punya waktu 10 hari untuk melunasinya. Untung pihak rumah sakit berbaik hati memberi kelonggaran waktu dua hari sehingga kami masih sempat meminjam uang ke beberapa keluarga dan tetangga.
Demi kesembuhan Hilal pula, kami harus lebih berhemat. Rumah kontrakan kami tinggalkan dan kami menumpang di rumah orangtuaku. Sebenarnya uang kontrakan rumah itu tidak terlalu besar, hanya Rp 300.000 per tahun, tapi tetap saja uang sebesar itu sangat berarti untuk biaya pengobatan Hilal.
Kata dokter, kolostomi di perut Hilal sudah bisa ditutup setelah tiga bulan. Namun, baru setelah delapan bulan kemudian, tepatnya 23 Juli 2009, operasi penutupan dilakukan. Apalagi kalau bukan masalah biaya. Itu pun bisa dilakukan karena kami dapat bantuan dari sebuah stasiun televisi swasta sebesar Rp 14 juta.
Soal utang ke keluarga dan tetangga sebesar Rp 16 juta, entah kapan bisa kami selesaikan. Kepalaku jadi tambah pening bila mengingat, sebentar lagi si sulung, Panda Erdini (11), akan masuk SMP.
Sejak ususnya yang busuk dipotong, Hilal tidak lagi merasakan sakit pada bagian ususnya. Celakanya, rasa sakit justru berpindah ke bagian kolostominya. Setiap kali habis makan, makanan itu pasti langsung keluar melalui lubang anus buatan itu. Saat itulah dinding perutnya merasakan sakit yang luar biasa. Ia bisa menangis menjerit-jerit kesakitan.
Belum lagi plastik yang menempel untuk menampung feses yang penuh dan harus diganti dengan yang baru. Double tape yang sering kali dilepas dan dipasang membuat kulit perutnya iritasi dan perih.
Jika sudah tak bisa menahan sakitnya, Hilal akan berujar, “Udah Hilal paeh aja! (Hilal lebih baik mati saja!)” Kadang juga ia berteriak minta maaf kepada Allah dan minta disembuhkan sambil mengatupkan kedua tangannya. Kasihan anakku.
Setiap hari, selama delapan bulan itu, ia hanya menghabiskan waktunya di tempat tidur. Hilal hanya mampu berjalan beberapa menit karena jika terlalu lama ia pasti langsung merasakan sakit di bagian kolostominya. Setiap malam, ia juga harus tertidur dengan paha diangkat menyentuh ke perutnya. Katanya, terasa enak dan membantu menahan rasa sakitnya.
Kapok Makan Mi
Agar ia tidak merasa bosan di kamar seharian, aku mengalihkan rasa sakitnya dengan mengajarinya membaca. Awalnya, sih, sekadar membacakan buku-buku cerita untuknya, tapi lama-kelamaan ia merasa tertarik untuk membaca. Aku dan Panda bergantian mengajarinya. Tidak terasa, saat ini ia sudah lancar membaca, lo.
Memang, sebetulnya Hilal anak yang sangat pintar dan aktif. Sebelumnya ia tidak pernah sakit dan sangat penurut. Namun, sejak kelahiran adiknya dua bulan lalu, Ilham Haki, ia menjadi lebih manja padaku. Ia melarangku menggendong dan menyusui adiknya. Aku, sih, maklum saja karena dia masih sakit dan mungkin takut rasa sayangku direbut oleh adiknya.
Sekarang Hilal sudah bisa berjalan lagi. Memang, sih, masih sedikit bongkok, tapi aku yakin dalam waktu dekat ia bisa berdiri dan berjalan dengan sempurna. Katanya, ia ingin segera sekolah.
Yang membuatku lega, sejak sakit itu, Hilal trauma dengan mi instan. Bahkan melihatnya saja, dia seakan tak sudi. Beda dengan dulu, sekarang ia sangat senang mengonsumsi makanan sehat, seperti sayur, daging, buah, dan susu. Susu memang dianjurkan dokter untuk membantu memperbaiki kondisi dan kinerja ususnya.
Mudah-mudahan ia bisa segera sembuh dari sakitnya dan menjadi anak yang pintar serta berprestasi di sekolahnya nanti.
Kamis, 26 Januari 2017
Rabu, 25 Januari 2017
Selasa, 24 Januari 2017
BANTU SEBARLUARKAN INFO INI !! Orang ini Di Buru Netizen Karena Lecehkan Allah Swt dan Nabi Muhammad SAW
Kabar8.blogspot.com. Berikut muka Taofik Hidayat Pria itu diburu netizen. Pasalnya ia mengejek Islam, atau menebarkan kebencian (hate speech) pada muslim.
Lewat account Facebooknya Taofik Hidayat, pria itu mengunggah status yang merendahkan Allah SWT serta Nabi Muhammad SAW, Selasa (5/1/2016).
BANTU SEBARLUARKAN INFO INI !! Orang ini Di Buru Netizen Karena Lecehkan Allah Swt dan Nabi Muhammad SAW |
Perburuan pada Taofik Hidayat dikerjakan beberapa puluh netizen di beberapa group Facebook. Salah satunya dikerjakan yang memiliki account Boy Rendy di STASIUN CINTA ANAK SUMUT {SECIMUT}.
“Orang itu sudah Menghina Agama Islam Seperti. Contoh di bawa… Siapa yg meliat orang itu tolong selekasnya Hubungi ke nomer 082384678166, ” tulisnya di statusnya.
Netizen juga segera bereaksi.
Seluruhnya memaki-maki Taofik Hidayat serta menistakannya. “stiap omongan tentu ada imbasnya, ” komen yang memiliki account Muhamad Toha. “laporkan pihak berwajib saja, ” lebih yang memiliki account Saga Suharli Septi Aru II. “y btl tuh, dh mnjatuhkn nma islm x, ” tulis yang memiliki account Rafika Anggraini.
“jumpa orang ini bacok, ” tutur yang memiliki account Arby Arbi II. “Gk pya agama mgkn dia.. Mgkn wktu dia lhr otaknya ktggln d umh skit mk a nmg a kyak org yg gk pya otak n pkrn dia…, ” ucap yang memiliki account Dwie Agustila. “ya dibunuh penjara tempat nya, ” timpal yang memiliki account Bayo Lubis. “Muka dia yang mcm babi…langsung tidak ada agMa ya tu orang…. otak nya otak binatang…semoga allah mengubah muka nyA.. seperti apa yang dia sebut amin, ” tandas pemilik akun Erline YH Yahyani.
Faktanya Makan Pakai Tangan Terbukti Lebih Sehat, Jangan Gengsi Di Bilang Kampungan !!
Kabar8.blogspot.com. Makan dengan menggunakan tangan di jaman sekarang sering dianggap "kampungan" dan ketinggalan jaman. Namun, cara yang dianggap primitif tersebut ternyata merupakan cara makan yang paling sehat, dan percaya atau tidak, cara itu ternyata mampu menjaga kondisi kesehatan Anda.
Faktanya Makan Pakai Tangan Terbukti Lebih Sehat, Jangan Gengsi Di Bilang Kampungan !! |
Seperti dilansir dari situs healthierwayoflife.com, ditulis disana bahwa hal ini adalah penemuan di bidang kedokteran yang sangat mencengangkan di zaman ini.
Sebenarnya, 1500 tahun yang lalu, Rasulullah SAW telah terlebih dahulu mencontohkannya kepada kita, seperti ditulis dalam sebuah hadits,
Dari Ka’ab bin Malik dari ayahnya ia mengatakan, “Rasulullah makan dengan menggunakan tiga jari dan menjilati jari-jari tersebut sebelum dibersihkan.” (HR. Muslim)
Berikut adalah beberapa manfaat makan menggunakan tangan tanpa sendok dan garpu, seperti dilansir dari healthierwayoflife.com:
Mencegah Diabetes Tipe 2
Orang-orang yang makan dengan cepat beresiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2. Umumnya, jika Anda menggunakan garpu dan pisau maka Anda makan lebih cepat daripada makan dengan tangan.
Faktanya, Anda bisa kenyang hanya dengan menyantap sepotong irisan makanan ketika makan dengan tangan Anda.
Sementara jika makan menggunakan garpu, anda bisa saja mengambil 5 - 6 potong sekaligus.
Meningkatkan Kinerja Sistem Pencernaan
Hal ini mungkin terdengar aneh, namun penelitian dalam ilmu kedokteran membuktikan bahwa, makan dengan jari-jari tangan bisa meningkatkan kinerja sistem pencernaan.
Ketika Anda mencuci tangan dengan sabun, semua bakteri jahat akan hilang, sedangkan bakteri baik tetap ada di tangan, yang bisa sangat sehat untuk usus Anda.
Selain itu, makan dengan jari-jari tangan bisa mengirimkan sinyal ke otak mengenai makanan yang Anda makan, apakah itu padat atau lembut, panas atau dingin, sehingga bisa lebih mempersiapkan sistem pencernaan untuk mencerna makanan tersebut.
Mencegah Makan Terlalu Banyak
Mereka yang makan dengan jari tangan memiliki berat badan yang ideal karena mereka tidak makan terlalu banyak.
Makan dengan menggunakan jari tangan sangat baik untuk dilakukan, terutama oleh anak-anak, Karena orang-orang yang makan sambil melakukan sesuatu yang lain, seperti menonton TV, akan makan lebih banyak daripada mereka yang fokus makan.
Sewaktu anda makan menggunakan jari-jari tangan, tentu anda tak dapat melakukan aktifitas lain karena tangan Anda tidak bersih karena sibuk mengambil makanan.
Oleh karena itu, Anda hanya akan terfokus pada aktifitas makan dan Anda akan tahu berapa banyak makanan yang Anda makan dan kapan saatnya untuk berhenti.
Hikmah Sunnah Makan dengan Tangan
Di antara sunnah Nabi yang sering ditinggalkan, adalah makan dengan menggunakan tangan kanan dengan tiga jari.
Diriwayatkan dari Ka’ab bin Malik, dari bapaknya, beliau mengatakan; “Rasulullah makan dengan menggunakan tiga jari tangan kanan dan menjilati jari-jari tersebut sebelum dibersihkan.” (HR Muslim)
Tiga jari yang dimaksud adalah, jari tengah, jari telunjuk, dan jempol, karena hal tersebut menunjukkan tidak rakus dan ketawadhu’an. Namun hal ini hanya berlaku untuk makanan yang bisa dimakan dengan menggunakan tiga jari. (Syarah Riyadhus shalihin Juz VII hal 243)
Adapun makanan yang tidak bisa dimakan dengan menggunakan tiga jari, maka diperbolehkan untuk menggunakan lebih dari tiga jari, misalnya nasi.
Adalah sebuah kebodohan jika sunnah Nabi yang satu ini kita tinggalkan, Karena penelitian dalam ilmu kedokteran membuktikan bahwa dalam tangan, terdapat suatu enzim RNAse yang mampu mengikat bakteri, sehingga tingkat aktivitasnya sangat rendah ketika masuk bersama makanan ke saluran pencernaan tubuh..
Tujuan utama enzim RNAse ini adalah untuk mendegradasi RNA, sehingga yang tinggal dari sebuah sel hidup adalah DNA-nya. Enzim ini selalu ada dalam jari-jari dan telapak tangan manusia, sehingga proses penyuapan makanan ke dalam saluran pencernaan akan mengikutkan enzim yang bisa mengikat sel bakteri agar aktivitasnya tidak maksimal.
Begitu makanan masuk ke saluran pencernaan, maka enzim ini akan ikut mengikat pergerakan bakteri hingga ke saluran pembuangan. Sebaliknya, jika manusia makan menggunakan alat perantara seperti sendok, maka tidak ada yang bisa menahan laju aktifitas bakteri yang terkandung, baik di makanan atau alat makan itu sendiri.
Bagaimana.. Apakah anda tetap ingin menggunakan sendok setelah tahu manfaat dan keutamaan makan pakai tangan? Pilihan ada di tangan anda..
Bejad !! Coba Lihat Video Kelakuan Oknum JNE yang Lempar Lempar Barang Customer !!
Kabar8.blogspot.com. Inilah penyebab kerusakan yang terjadi kalau barang yang kita terima dari JNE rusak, mungkin tak semua seperti ini, mungkin saja ini hanya oknum tak bertanggung jawab yang menyalahgunakan kepercayaan tugasnya, seenak jidat nya aja dia melempar-lempar barang customer.
Bejad !! Coba Lihat Video Kelakuan Oknum JNE yang Lempar Lempar Barang Customer !! |
Di video ini adalah sesi dimana barang-barang dipisahkan berdasarkan lokasi pengiriman.
emangnya nggak bisa gitu ya ditaro rapih dengan pelan-pelan ? daripada merusakkan barang customer, video ini diambil didepan sebuah ruko cabang JNE dengan terang-terngan melempar barang-barang customer, Keterlaluan.
Berikut video nya,
Untuk menanggulangi kerusakan, alangkah baiknya kita packing barang dengan rapih dan aman...
Akademisi dari Universitas Terkenal Datang Untuk Mencoba Tangan Robot, dan Inilah Tanggapannya !!
Kabar8.blogspot.com. Selain akademisi dari UGM, beberapa akademisi dari Universitas Udayana (Unud) juga menyambangi kediaman Sutawan.
Akademisi dari Universitas Terkemuka Datang Untuk Mencoba Tangan Robot, dan Inilah Tanggapannya !! |
Adalah Dr. I Dewa Gede Ary Subagya selaku staf Dosen Jurusan Teknik Mesin Unud, Bali.
Dari hasil percobaan yang dilakukan Gede Ary belum bisa memastikan terkait tangan robot rancangan I Wayan Sumardana.
(Banyak yang Ragu, sang Iron Man Bali Tantang Netizen Untuk Diuji)
Jika dikatakan sesuai atau tidaknya alat tersebut, terang Gede Ary, untuk sang pemilik sendiri sangat sesuai.
Karena alat itu disetting untuk keperluan dirinya sendiri.
”Saya tadi sempat mencoba. Memang ada power pada alat itu, cuma saya belum bisa mengerakkan alat itu,” jelas Gede Ary saat ditemui di kediaman Sutawan.
Dalam alat itu, jelasnya, ada alat recording pemikiran untuk menyatukan energi.
Sehingga, lanjutnya, alat itu mampu mengerakkan syaraf motorik untuk mengerakkan.
(Tangan Robot Ditawar Dua Miliar, Ini Kata Iron Man Bali)
Jika alat itu belum sinkron, tambahnya, orang tak bisa mengunakannya.
Karena itu, terangnya, alat itu belum bisa digunakan oleh semua orang seperti yang dilakukan Sutawan.
“Di dalam alat itu ada yang namanya bass, sebagai penyimpan data. Yang mana penyimpan data itu merupakan sensornya. Energinya cukup sehingga bisa mengerakkan,” tutur Gede Ary.
Tapi, terangnya, rancangan Sutawan membuat tangan robot sangat bagus.
“Ini nanti mampu menginspirasi masyarakat Indonesia untuk merancang,” pungkasnya.
Senin, 23 Januari 2017
Video Risna Yang Menangis Di Pelaminan Mantan Kekasih !!
Kabar8.blogspot.com. Risna (21) gadis asal Turungan Beru, Kecamatan Herlang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, memilih untuk menenagkan diri di Pulau Sembilan, Sinjai.
Video Risna Yang Menangis Di Pelaminan Mantan Kekasih !! |
Risna mendadak tenar karena menghadiri pesta pernikahan mantan pacarnya bernama Rais di Desa Lembana, Kecamatan Kajang.
Kehadiran Risna oleh sebagian besar warga Bulukumba dinilai bukan perkara mudah. Sebab Risna hadir saat mantan pacarnya bersanding di atas panggung dengan wanita lain. Risna dan Rais telah merajut cinta tujuh tahun lebih.
Pasca pernikahan mantan pacarnya, Risna lebih banyak di tempat tugasnya yang jauh dari kampung halamannya di Herlang, Bulukumba. Ia menjalani tugasnya sebagai tenaga bidan di Puskemas Kambuno, Kecamatan Pulau Sembilan, Sinjai.
"Iya saya berada di sini (Kecamatan Pulau Sembilan)," kata Risna singkat,. Ia mengaku belum merencanakan untuk pulang ke kampung halamannya.
Hoax !! Seorang Blogger ini Bongkar Keanehan Tangan Robot Yang Dimiliki Tawan !!
Kabar8.blogspot.com. Kehebohan Tawan, warga Bali yang berhasil membuat tangan robot yang disebut terhubung ke otak, kini mengundang kontroversi. Seorang bloger I Wayan Sutawan, salah satunya.
Hoax !! Seorang Blogger ini Bongkar Keanehan Tangan Robot Yang Dimiliki Tawan !! |
Pemilik site KOPiAPP.com ini menaruh curiga. Ia tak yakin kalau tangan robot yang dibuat pria asal Karang Asem itu benar. Bahkan ia berani menyebut berita itu hanya hoax.
Dalam laman yang dikelola Muhammad Akram tersebut, Jumat (22/1) ditulis sedikitnya 10 argumen untuk memastikan bahwa tangan robot dan sistem sensor yang dibuat ‘Iron Man Bali’ tersebut masih perlu dipertanyakan lagi.
Berikut argumentasinya:
1. Persendian lengannya masih bisa dibilang longgar, keliatan waktu dia lagi masang lengannya, tapi lucunya respon ke pergerakan tangannya cepat + pasti (ga salah2 gerak). Ini ga mungkin. Ibarat tarikan motor yang rantainya kendor sama yang pas. Pasti ngertilah maksud saya.
2. Gear nya banyak di luar, bisa dibongkar pasang. Ajaib, gerakannya cepat + leluasa. Yang lebih ajaib lagi, gear nya ga lepas.
3. Pergerakan tangannya terlalu biologis. Sedangkan dimana2 yang namanya benda mekanis itu gerakannya masih kaku. Banyak jeda pergerakan walaupun cuma beberapa milidetik. Bahkan asimo yang didevelop langsung oleh orang2 ahli dengan sarana mendukung pun, gerakannya juga masih bener2 terasa kayak robot kan? Nah dia saya lihat di bagian2 akhir video, gerakannya leluasa banget persis tangan asli.
4. Sensor otak? HAHAHA bahkan perusahaan2 teknologi besar aja, dengan sarana yang benar2 mendukung untuk riset ke teknologi ini, masih belum mampu. Bahkan untuk teknologi sensor-sensoran kaya gini ini ruang lingkupnya udah nanotech. Ga bakalan bisa dibikin secara DIY. Gak akan pernah bisa… Apalagi pake rongsokan.
5. Dan ngomong masalah sensor, sensor yang udah ada di seluruh smartphone sekarang: accelerometer, masih butuh waktu untuk baca sinyal bhwa hpnya dipake secara landscape (dari sebelumnya: portrait). Padahal ini sensor sederhana, ga pake sinyal2 frekuensi tertentu. Asli sensor untuk baca fenomena alam, masih butuh waktu beberapa mili detik untuk ganti mode ke landscape setelah hapenya diputar. Bahkan teknologi ini pun udah dikembangkan langsung sama ahlinya, sarananya mendukung, duitnya mendukung. Lah ini duit ga ada, sarana ga ada, pengetahuan mendalam tentang ini juga ga ada. Eh udah bisa nangkep “sinyal otak” tanpa lag?
Inilah Bukti kalo “Iron Man Indonesia”di Bali adalah HOAX
6. Itu katanya tangannya lumpuh dari lengan atas. Berarti seharusnya gear2 nya udah dimulai dari bahu. Dan disana kayanya hampir ga ada gear persendian sama sekali. Padahal di sana bagian paling vital. Persendian di bahu ke lengan atas itu perputarannya hampir 180 derjat secara 3D (ga cuma 2 arah). Lah, kok dia di bagian sana kosong? Ga keliatan ada susunan gear yang rumit? Padahal lengan atasnya leluasa banget lho itu…
7. Ini bisa dibilang exoskeleton. Tapi ga ada batang besi/logam bener kuat yang menopang lengan atas + lengan bawah dengan kuat yang berfungsi sebagai tulang seperti namanya.
8. Ternyata jarinya juga bisa gerak! Bisa genggam batang logam! Tapi masih ga ditemukan tulang2 mekanis buat diikat ke jari2nya. Malah cuma ada sarung tangan longgar yang ga tau itu dalamnya kayak apa.
9. Kayaknya ga ada baterai atau semacamnya. Anggap deh “sinyal otak” ini beneran berfungsi, tapi itu cuma buat kontrol, bukan sebagai power supply. Nah itu kok bisa hidup? Bisa gerak? Dispenser yang fungsi nya buat panasin air aja masih harus dicolok ke listrik kan?
10. Saya bukannya gak mendukung kreatifitss, saya cuma nggak mau terbawa eforia tapi ternyata semu. Ini beda sama mobil listrik kmrn, yang itu dia emang punya ilmu di bidang itu, karya nya pun sesuai sama siapa dia sebenernya. Tapi ini terlalu banyak kejanggalan. Lagian teknologi kayak gini udah banyak di luar negeri kok. Tapi kalo ga salah sumber sensornya ke saraf, bukan ke otak.
Gimanapun juga, lengan “robot” ini terlalu fantasi untuk jadi realita. Bahkan kalo boleh jujur, JARVIS nya Iron Man terasa jauh lebih masuk akal, karena JARVIS itu basic teknologinya AI, armor ironman pun berfungsi berdasarkan gerakan tangan si Stark, sensor gerakan di setiap kaki sama tangan untuk nambah kekuatan + daya tahan, tapi roket laser, missile dan segalanya itu emang masih jauh dari logika hahaha (LOL).
Nah, dengan 10 argumentasi di atas, apakah anda sependapat bahwa tangan robot itu palsu?.
Subhanallah !! Karena Alasan Ini Artis Dian Sastro Lebih Memilih Masuk Islam Dari Pada Menginkuti Orang Tuanya
Kabar8.blogspot.com. Raut wanita dalam foto itu serius. Tampak tekun. Kepala berbalut kerudung, tertunduk. Mata terkunci ke bawah. Khusyuk. Tangan kanan menggenggam mic. Disodorkan ke bibir yang terlihat tengah membaca.
Subhanallah !! Karena Alasan Ini Artis Dian Sastro Lebih Memilih Masuk Islam Dari Pada Menginkuti Orang Tuanya |
Dia tak sendiri. Di samping kanan, duduk perempuan paruh baya. Juga berkerudung. Wanita berkaca mata itu memaku pandangan ke arah kiri. Mengamati wanita muda di samping dengan lekat.
“Khataman Qur'an dan pengajian sebelum akad..” Demikian bunyi kalimat yang tertulis di sebelah kanan foto kedua perempuan tersebut.
Dua perempuan dalam foto itu adalah Dian Sastrowardoyo dan sang bunda, Dewi Parwati Setyorini. Dian tengah membaca Alquran sebelum akad nikah. “Mama aku yang Katolik benar benar supportif dan mendukung aku untuk khatamin Qur'an sebelum menikah..”
Gambar itu diambil sebelum pernikahan Dian dengan Maulana Indraguna Sutowo pada 2010. Kemudian diunggah ke Instagram melalui akun @therealdisastr pertengahan tahun lalu.
Pencarian Keyakinan
Dian dan sang bunda memang beda agama. Pemeran Cinta dalam film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) ini memutuskan masuk Islam. Mengucap Syahadat pada tahun 2006. Tepat pada malam peringatan Isra Mi’raj.
Kala itu, nama Dian sudah gemilang. Dikenal luas sebagai artis papan atas. Sukses menjadi pelakon film dan juga bintang iklan. Sehingga keputusan menjadi mualaf menjadi perhatian banyak orang. Diberitakan berbagai media.
Perempuan kelahiran Jakarta, 16 Maret 1982, ini mengaku keputusan masuk Islam datang dari jiwa. Tak ada yang membujuk. Apalagi memaksa. “Dari hatiku sendiri,” tutur Dian saat diwawancara sebuah media.
Namun, proses mualaf itu butuh perjalanan panjang. Mungkin inilah yang ditiru oleh Dian dari sang ayah, Ariawan Sastrowardoyo. Dulu, sang ayah juga mengembara mencari jati diri, sebelum akhirnya memeluk Buddha.
“Mungkin oleh proses yang sama sekarang aku memeluk Islam. Sementara mamaku tetap Katolik,” ujar Dian.
Tapi Dia yakin, menjadi mualaf bukanlah pilihan salah. Keputusan ini benar. Dan dengarlah kebahagiaan Dian setelah memeluk Islam.
“Perasaanku lega. Karena aku masuk Islam bukan karena popularitas. Yang membuat aku memilih Islam karena aku ingin berserah diri dan pasrah kepada Allah.”
Sebagai seorang mualaf, Dian terus belajar. Memperdalam ilmu Islam. Berbagai buku dia lahap. Termasuk tuntunan salat. Selain itu, dia juga bertanya pada orang yang lebih tahu tentang Islam.
“Ada guru juga yang ngajarin, tapi lebih banyak aku baca buku.”
Harmoni Keluarga
Dian memang tumbuh dalam keluarga majemuk. Tapi beruntung, keputusan menjadi mualaf tak ditentang keluarga. Perjalanannya mulus. Dan foto di Instagram itu menjadi buktinya. Sang bunda dengan setia berada di samping Dian yang sedang membaca Alquran.
“Dia bahkan ikut terharu pas aku melafalkan ayat ayat juz amma di akhir pembacaan Qur'an,” tulis Dian.
Menurut dia, sang bunda tahu persis bagaimana perjuangannya menjadi mualaf. Termasuk bersusah payah belajar mengaji. “Dia tau usaha aku yg les ngaji terus terusan demi bisa selesai sebelum nikah.”
Memang inilah indahnya toleransi. Keyakinan dua perempuan ini memang saja beda. Tapi kasih sayang sebagai ibu dan anak tak pernah luntur. Bahkan sang bunda mendukung penuh keputusan Dian untuk masuk Islam.
“Mama aku selalu supportif dengan pilihan spiritual aku, kata mama: agama apapun yang kamu pilih boleh saja asal harus dengan satu syarat harus benar benar taat dan khusyuk kalo lagi ibadah!!!”
Dalam postingan itu pula Dian menyampaikan pesan moral dari kisah toleransi di keluarganya. “Moral of the story is apapun agama kamu, pastikan itu hubungan mu sendiri dengan Yang Maha Kuasa.”
“Dan yang pasti alhamdulillah di keluarga aku walaupun berbeda beda tapi kita semua tetap saling menghormati dan saling cinta.. I love my mom and I'm so grateful about having her as my mother,” tutup Dian.
Minggu, 22 Januari 2017
Aku Sangat Membencinya Saat Dia Hidup, Tapi Sekarang Aku Sangat Mencintainya Saat Dia Tiada
Kabar8.blogspot.com. Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya.
Aku Sangat Membencinya Saat Dia Hidup, Tapi Sekarang Aku Sangat Mencintainya Saat Dia Tiada |
Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri. Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain.
Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu satunya mereka.
Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.
Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.
Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.
Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.
Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang kedelapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkawinanku, aku juga membenci kedua orangtuaku.
Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi. Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku.
Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.
"Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku," katanya menjelaskan dengan lembut. Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak.
"Apalagi!?"
"Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?" tanya suamiku cepat, kuatir aku menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon.
Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa malu karena "musuh"ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu.
Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah. Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku. Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, "selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak Armandi?" kujawab pertanyaan itu segera. Lelaki asing itu ternyata seorang polisi, ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas.
Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya.
Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis. Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas.
Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku.
Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara. Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh jauh dari tempat tinggal teman-temanku.
Saat pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya.
Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab
Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku. Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana.
Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya dengan kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya. Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas.
Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.
Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa.
Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu. Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.
Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku. Istriku Liliana tersayang, Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. Maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu. Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingimu sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang. Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku. Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy!
Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note. Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta.
Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.
Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya, "Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?"
Aku merangkulnya sambil berkata "Cinta sayang, cintailah suamimu, cintailah pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan belajar menerima kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta."
Putriku menatapku, "Seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?" Aku menggeleng, "bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua."
Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada suamiku. Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus...
Jangan Nyetir Sambil Main HP, Teller Bank Cantik Ini Tewas Kecelakaan !!
Kabar8.blogspot.com. Teller cantik dari BRI Cabang Magetan, Devitha Dewi Andria (25) warga Desa Genengan RT2 RW1, Kecamatan Kawedanan, Kabupaten Magetan meninggal akibat mengalami kecelakaan lalu lintas, Selasa (08/09/2014) dini hari. Sejumlah saksi menduga kecelakaan disebabkan karena Devi mengemudikan mobilnya sembari menggunakan handphone (HP)
Jangan Nyetir Sambil Main HP, Teller Bank Cantik Ini Tewas Kecelakaan !! |
Informasi yang dihimpun di lokasi kejadian menyebutkan, kecelakaan itu bermula saat korban yang baru pulang kantor sekitar pukul 22.30 WIB melaju dari arah Magetan ke Timur wilayah Kecamatan Kawedanan tempat tinggalnya dengan mengemudikan kendaraan mobil Grand Livina bernomor polisi AE 898 NY.
Saat memasuki TKP itu, sejumlah saksi mata mengatakan, kendaraan korban melaju dalam kecepatan cukup tinggi. Sesampainya di jalan masuk Dusun Jati yang kondisi jalannya bergelombang dan berlubang-lubang Grand Livina yang dikendarai korban mulai oleng dan menabrak dua pohon di sebelah kiri.
“Karena kecepatan lumayan tinggi, saat masuk di jalan bergelombang dan banyak lubang itu, korban terlihat tidak bisa mengusai laju kendaraannya dan menabrak dua pohon di sebelah kiri jalan,” ujar seorang saksi mata seperti dilansir TribunNews dari Surya, sesaat setelah kejadian itu Selasa (09/09/2014) dini hari.
Sebelum menabrak, lanjutnya, tangan kanan korban terlihat sedang memegang handphone ditelinganya.
“Kemungkinan tidak bisa mengendalikan laju mobilnya, karena selain kecepatan tinggi, korban menyetir hanya dengan satu tangan kirinya. Sehingga saat mobil di jalan bergelombang itu, korban kebingungan dan tak bisa mengendalikan lagi,” katanya.
Namun, saat dikonfirmasi kepada Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas) Polres Magetan, kabar kecelakaan itu karena korban menggunakan HP, dibantah. Kecelakaan tunggal itu akibat kecepatan tinggi dan korban tidak bisa mengendalikan diri saat berada dijalan bergelombang.
“Murni laka tunggal itu karena kecepatan tinggi, dan korban tidak bisa mengendalikan diri,” kata Kasat Lantas Polres Magetan AKP Sudarhanto kepada Surya, Selasa (09/09/2014).
Pocong Ini Di Tangkep, Terus Di Masukkan Dalam Botol !! Gegerkan Para Netizen !!
Kabar8.blogspot.com. Warga di Jl Mampang Prapatan 17, RT 1 RW 2, Jakarta Selatan, Jumat malam kemarin dihebohkan oleh peristiwa penangkapan pocong di wilayahnya. Makhluk halus yang berhasil ditangkap oleh seorang ustaz itu kemudian dimasukkan ke dalam botol.
Ustaz Surya mengatakan, sebenarnya dia sudah berhasil menangkap pocong tersebut sejak Selasa 21 Oktober lalu. Namun, makhluk gaib yang dikurung dalam botol kecil selama sembilan hari itu baru dimusnahkan Kamis 30 Oktober lalu pukul 22.00 Wib, seperti diwartakan merdeka.com.
"Penangkapan lebih dari seminggu lalu, kita simpan sampai dieksekusi hari ini," ujar Ustaz Surya kepada merdeka.com di rumahnya, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jumat 31 Oktober 2014 dini hari.
Proses pemusnahan ini disaksikan ratusan warga sekitar. Di dalam botol bening bekas minuman itu, makhluk berbalut kain putih itu tampak berukuran sekitar 5 cm.
Pendiri Majelis Dzikir Asyari'un itu menceritakan, kejadian itu bermula ketika salah satu tetangganya mengeluhkan kejadian-kejadian aneh di rumahnya.
"Keluarga itu minta bantuan sama saya karena sudah sebulan diganggu sama penampakan-penampakan pocong," kata dia.
Menurutnya, tidak gampang untuk menangkap pocong tersebut. "Awalnya nangkep hari Seninenggak dapet, malam Selasa nya baru dapet," imbuh dia.
Dia mengatakan, tak masalah jika pocong itu mengganggu di luar rumah. "Ini kan udah di dalam rumah mengganggunya iya harus diatasi," ujar dia serius.
Ustaz Surya mengaku tidak langsung memusnahkan karena lebih dulu ingin mengetahui apa tujuan pocong tersebut mengganggu tetangganya. "Dia ternyata punya niat jahat," ujar Ustaz Surya tanpa merinci.
Ustaz Surya mengatakan, sebenarnya dia sudah berhasil menangkap pocong tersebut sejak Selasa 21 Oktober lalu. Namun, makhluk gaib yang dikurung dalam botol kecil selama sembilan hari itu baru dimusnahkan Kamis 30 Oktober lalu pukul 22.00 Wib, seperti diwartakan merdeka.com.
"Penangkapan lebih dari seminggu lalu, kita simpan sampai dieksekusi hari ini," ujar Ustaz Surya kepada merdeka.com di rumahnya, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jumat 31 Oktober 2014 dini hari.
Proses pemusnahan ini disaksikan ratusan warga sekitar. Di dalam botol bening bekas minuman itu, makhluk berbalut kain putih itu tampak berukuran sekitar 5 cm.
Pendiri Majelis Dzikir Asyari'un itu menceritakan, kejadian itu bermula ketika salah satu tetangganya mengeluhkan kejadian-kejadian aneh di rumahnya.
"Keluarga itu minta bantuan sama saya karena sudah sebulan diganggu sama penampakan-penampakan pocong," kata dia.
Menurutnya, tidak gampang untuk menangkap pocong tersebut. "Awalnya nangkep hari Seninenggak dapet, malam Selasa nya baru dapet," imbuh dia.
Dia mengatakan, tak masalah jika pocong itu mengganggu di luar rumah. "Ini kan udah di dalam rumah mengganggunya iya harus diatasi," ujar dia serius.
Ustaz Surya mengaku tidak langsung memusnahkan karena lebih dulu ingin mengetahui apa tujuan pocong tersebut mengganggu tetangganya. "Dia ternyata punya niat jahat," ujar Ustaz Surya tanpa merinci.
Video ini Bikin Geger Netizen !! Polisi Tegas yang Masuk TV VS Supir Taksi yang Mengerti Undang2.
Kabar8.blogspot.com. Beberapa waktu ini kita sering mendengar kabar dan berita tentang polisi yang menilang pengendara motor maupun mobil dengan alasan yang kurang masuk akal.
Seperti contohnya ditilang karena memakai lampu putih padahal itu bawaan pabrik, spakbor ninja pendek padahal bawaan pabrik, dan sebagainya.
Dan Sekarang ada lagi polisi yang menilang pengemudi mobil ketika dia berhenti di rambu P coret.
Video ini Bikin Geger Netizen !! Polisi Tegas yang Masuk TV VS Supir Taksi yang Mengerti Undang2. |
Di video tersebut terlihat jelas kalau itu adalah satu bagian dari acara 86 NET.
Tiba-tiba polisi menghampiri taksi yang sedang berhenti dan langsung meminta surat-surat kendaraan.
Saat ditanyakan apa kesalahannya, polisi tersebut menyebutkan kalau bapak supir itu telah melanggar rambu "Dilarang Parkir". Si bapak menjelaskan kalau dia tidak sedang parkir, melainkan sedang berhenti sejenak untuk melihat suatu barang yang dijual di toko (si bapak tidak turun dari mobil dan masih menyalakan mesin).
Lalu polisi langsung memotong perkataan bapak, si polisi tetep ngotot kalau bapak tersebut salah, beliau bilang kalau berhenti dengan parkir sama saja.
Menurut bapak supir = Berhenti dan Parkir BERBEDA
Menurut polisi = Berhenti dan Parkir SAMA
Nah, menurut teman-teman, berhenti dan parkir itu sama apa ngga ?
Adapun definisi parkir dan berhenti sesuai Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 LLAJ adalah:
Pasal 1 nomor 15
Parkir adalah keadaan Kendaraan berhenti atau tidak bergerak untuk beberapa saat dan ditinggalkan pengemudinya.
Pasal 1 nomor 16
Berhenti adalah keadaan Kendaraan tidak bergerak untuk sementara dan tidak ditinggalkan pengemudinya.
Sabtu, 21 Januari 2017
Hebat !! Ibu ini Bekerja Jadi Buruh Cuci, Tapi Bisa Kuliahkan Anak Sampai S3 Di Jepang
Kabar8.blogspot.com. Ladies, setujukah Anda kalau perjuangan seorang ibu itu selalu luar biasa? Setiap ibu pasti menginginkan yang terbaik untuk buah hatinya. Tak heran jika ibu rela banting tulang dan bekerja siang malam demi bisa memberikan kehidupan yang lebih baik untuk anak-anaknya.
Yuniati (49), seorang buruh cuci warga Ketandan Kulon, Imogiri, Bantul ini merupakan potret seorang ibu hebat yang berjuang demi kesuksesan anak-anaknya. Ibu dua anak ini bekerja keras jadi buruh cuci hingga melakukan pekerjaan serabutan demi memberi pendidikan terbaik untuk buah hatinya.
Anak pertamanya, Satya Chandra Wibawa Sakti (29) kini kuliah S3 di Universitas Hokaido, Jepang. Sakti merupakan salah satu mahasiswa penerima beasiswa Dikti untuk kuliah di jurusan Kimia di Universitas Hokaido, Jepang tahun 2012. "Saya itu mau ngapain saja saya kerjakan, yang penting anak saya bisa sekolah tinggi, hidup tidak seperti saya," katanya baru-baru ini.
"Baru selesai ujian S3, tapi kemarin sudah telepon, izin mau lanjut pendidikan satu tahun di Jerman untuk gelar Doktor. Saya cuma bisa mendoakan," ungkap Yuniati menjelaskan perihal anak pertamanya yang berencana untuk lanjut meraih gelar Doktor. Sebelumnya Sakti kuliah S1 di jurusan Kimia UNY tahun 2004, lalu melanjutkan S2 di jurusan Kimia UGM pada tahun 2008.
Sementara anak keduanya, Oktaviana Ratna Cahyani (27) kini menjadi perawat di Rumah Sakit Harjo Lukito setelah lulus dari Akademi Perawat Bethesda.
"Biayanya itu ya pakai hutang juga, tapi anak saya enggak perlu tahu. Biar mereka enggak minder di pergaulan. Alhamdulillah anak saya dua-duanya itu enggak macam-macam, enggak malu punya ibu buruh cuci," ungkapnya.
Sejak kedua anaknya masih kecil, Yuniati sudah mengatur waktu belajar. "Pulang sekolah tidur siang, sore boleh main, malam belajar. Harus belajar, kalau nggak mengerjakan PR, belajar untuk pelajaran besok,"
Untuk memudahkan belajar, dia meminta anaknya melingkari bagian pelajaran yang tidak dipahami. Setelah itu anak-anaknya disuruh untuk menanyakan pada guru mereka masing-masing. "Kalau saya kan juga belum tentu bisa. Jadi saya suruh dilingkari, terus menanyakan pada gurunya," ujarnya.
Saat anak pertamanya masuk S1, dia pun pontang-panting mencari hutang. Beruntung setengah biaya masuk kuliah dibantu pemerintah kabupaten Bantul. Begitu masuk semester kedua, dia tidak khawatir karena anaknya mendapatkan beasiswa. "Untungnya dapat beasiswa sampai lulus. Jadi saya cuma kasih uang jajan, biar cuma Rp 5.000 sehari," tambahnya.
Penghasilannya jadi buruh cuci yang hanya Rp 10.000 sekali cuci, sebenarnya kurang jika harus untuk biaya kuliah. Namun dia memilih uang tersebut digunakan untuk pendidikan kedua anaknya. "Saya yang penting ada uang buat beli beras. Lauknya ambil daun pepaya buat dimasak. Kalau sudah beli beras, sisa uangnya buat ditabung bayar utang," tambahnya.
Sampai saat ini, Yuniati pun mengaku masih memiliki banyak hutang. Namun itu tidak dijadikannya beban. Baginya yang terpenting anak-anak punya masa depan yang cerah. "Kalau dipikir saya malah stres. Jadi saya jalani saja. Anak perempuan saya sudah kerja, menikah. Sakti sudah selesai ujian S3, dan tahun ini sudah balik ke Indonesia," terangnya. Kita doakan semoga kedua buah hati Yuniati bisa jadi pribadi yang membanggakan keluarga, ya Ladies.
Hebat !! Ibu ini Bekerja Jadi Buruh Cuci, Tapi Bisa Kuliahkan Anak Sampai S3 Di Jepang |
Anak pertamanya, Satya Chandra Wibawa Sakti (29) kini kuliah S3 di Universitas Hokaido, Jepang. Sakti merupakan salah satu mahasiswa penerima beasiswa Dikti untuk kuliah di jurusan Kimia di Universitas Hokaido, Jepang tahun 2012. "Saya itu mau ngapain saja saya kerjakan, yang penting anak saya bisa sekolah tinggi, hidup tidak seperti saya," katanya baru-baru ini.
"Baru selesai ujian S3, tapi kemarin sudah telepon, izin mau lanjut pendidikan satu tahun di Jerman untuk gelar Doktor. Saya cuma bisa mendoakan," ungkap Yuniati menjelaskan perihal anak pertamanya yang berencana untuk lanjut meraih gelar Doktor. Sebelumnya Sakti kuliah S1 di jurusan Kimia UNY tahun 2004, lalu melanjutkan S2 di jurusan Kimia UGM pada tahun 2008.
Sementara anak keduanya, Oktaviana Ratna Cahyani (27) kini menjadi perawat di Rumah Sakit Harjo Lukito setelah lulus dari Akademi Perawat Bethesda.
"Biayanya itu ya pakai hutang juga, tapi anak saya enggak perlu tahu. Biar mereka enggak minder di pergaulan. Alhamdulillah anak saya dua-duanya itu enggak macam-macam, enggak malu punya ibu buruh cuci," ungkapnya.
Sejak kedua anaknya masih kecil, Yuniati sudah mengatur waktu belajar. "Pulang sekolah tidur siang, sore boleh main, malam belajar. Harus belajar, kalau nggak mengerjakan PR, belajar untuk pelajaran besok,"
Untuk memudahkan belajar, dia meminta anaknya melingkari bagian pelajaran yang tidak dipahami. Setelah itu anak-anaknya disuruh untuk menanyakan pada guru mereka masing-masing. "Kalau saya kan juga belum tentu bisa. Jadi saya suruh dilingkari, terus menanyakan pada gurunya," ujarnya.
Saat anak pertamanya masuk S1, dia pun pontang-panting mencari hutang. Beruntung setengah biaya masuk kuliah dibantu pemerintah kabupaten Bantul. Begitu masuk semester kedua, dia tidak khawatir karena anaknya mendapatkan beasiswa. "Untungnya dapat beasiswa sampai lulus. Jadi saya cuma kasih uang jajan, biar cuma Rp 5.000 sehari," tambahnya.
Penghasilannya jadi buruh cuci yang hanya Rp 10.000 sekali cuci, sebenarnya kurang jika harus untuk biaya kuliah. Namun dia memilih uang tersebut digunakan untuk pendidikan kedua anaknya. "Saya yang penting ada uang buat beli beras. Lauknya ambil daun pepaya buat dimasak. Kalau sudah beli beras, sisa uangnya buat ditabung bayar utang," tambahnya.
Sampai saat ini, Yuniati pun mengaku masih memiliki banyak hutang. Namun itu tidak dijadikannya beban. Baginya yang terpenting anak-anak punya masa depan yang cerah. "Kalau dipikir saya malah stres. Jadi saya jalani saja. Anak perempuan saya sudah kerja, menikah. Sakti sudah selesai ujian S3, dan tahun ini sudah balik ke Indonesia," terangnya. Kita doakan semoga kedua buah hati Yuniati bisa jadi pribadi yang membanggakan keluarga, ya Ladies.
Jumat, 20 Januari 2017
Ini Sudah Keterlaluan, Remaja Foto Ibadah di Tengah Jalan Supaya Di Kira Gaul !!
Kabar8.blogspot.com. Kita hidup di zaman yang apa-apanya pakai diumbar di dunia maya. Baru sampe ke suatu tempat segera check in, makanan baru datang bukannya berdoa tapi foto-foto. Ya begitu lah realitas kehidupan manusia zaman sekarang. Semua ini kadang kita lakukan semata-mata hanya demi satu kata: EKSISTENSI.
Bukan bermaksud nyinyir, tapi buat saya yang satu ini sudah kelewatan.
Sejujurnya saya bingung apa yang terlintas di benak mereka hingga nekat melakukan aksi-aksi di atas. Seru-seruan boleh saja, apalagi jiwanya masih jiwa muda, yang masih meluap-luap, tapi.. Mbok ya tau batas juga. Masih banyak tempat ibadah, kalau mau ibadah mbok ya pada tempatnya dan sesuai aturannya.
Cara mereka ini juga sudah menghina Agama Islam, berpose seperti orang sholat tapi memakai pakaian yang tidak sepantasnya.
Tolong Bantu Sebarkan, Biar mereke malu dan tahu kalau perbuatan mereka ini telah menghina Agama Islam.
Bukan bermaksud nyinyir, tapi buat saya yang satu ini sudah kelewatan.
Sejujurnya saya bingung apa yang terlintas di benak mereka hingga nekat melakukan aksi-aksi di atas. Seru-seruan boleh saja, apalagi jiwanya masih jiwa muda, yang masih meluap-luap, tapi.. Mbok ya tau batas juga. Masih banyak tempat ibadah, kalau mau ibadah mbok ya pada tempatnya dan sesuai aturannya.
Cara mereka ini juga sudah menghina Agama Islam, berpose seperti orang sholat tapi memakai pakaian yang tidak sepantasnya.
Tolong Bantu Sebarkan, Biar mereke malu dan tahu kalau perbuatan mereka ini telah menghina Agama Islam.
Baca dan Tonton Video Ini, Kisah Seorang Pemuda yang hidup 17 Tahun di dalam kubur !!
Kabar8.blogspot.com. Adakah anda tahu cerita tentang seorang pemuda yang 17 tahun hidupnya di dalam kubur? Semoga kita sama2 mengambil pengajaran dari cerita ini..
Pernahkah anda Mengetahui Kisah ini, kisah seorang pemuda selama 17 tahun hidup di dalam kuburan.
Anda mungkin mengira bahwa ia tinggal di daerah dekat kuburan.
Tidak! Dia tidak tinggal di daerah dekat kuburan, tapi ia tinggal di dalam kuburan itu sendiri. Bagaimana kisahnya?
Anda mungkin tidak akan mempercayai kisah ini, karena pemuda ini lahir dari keluarga berada. Ayah dan ibunya orang terpandang dan memiliki kekayaaan yang berlimpah.
Dalam pandangan masyarakat sekitar, kedua orangtua ini adalah orangtua yang sempurna. Namun orang hanya bisa melihat apa yang tampak.
Orang-orang tidak tahu bahwa kedua orangtua terpandang inilah yang memasukkan anaknya ke dalam kuburan dan menjalani hidup selama 17 tahun di dalam kuburan!
Setiap hari, sang anak makan, minum dan tidur di dalam kuburan, yang penuh kegelapan. Sang Anak juga hanya bisa menjalani apa yang diberikan orangtuanya, tanpa perlawanan.
Menjelang ulang tahun pemuda itu yang ke-17, orang tuanya berjanji akan mengabulkan apa pun permintaan si pemuda sebagai hadiah ulang tahunnya.
Sang pemuda berpikir, inilah saatnya dia akan mengajukan permintaannya. Ia tidak ingin lagi tinggal di kuburan, tapi apakah orangtuanya benar-benar akan mengabulkan permintaannya?
Hari itu pun tiba, Sang Pemuda berulang tahun yang ke-17.
Kedua orangtuanya datang dan menghampiri dan menanyakan hadiah apa yang ia inginkan. Sang pemuda menjawab, "Ayah, ibu... saya tidak meminta banyak, saya hanya minta satu hal.”
"Apa, Nak? katakanlah, Ayah dan ibu pasti akan mengabulkan permintaanmu," pinta Ayahnya.
"Ayah dan ibu berjanji?" balas si pemuda.
"Tentu, nak. Ayah dan ibu berjanji akan memenuhi permintaanmu, selama kami mampu,” jawab Ayahnya.
"Ayah...Ibu... saya tidak ingin tinggal lagi di kuburan," kata si pemuda.
"Apa? apa maksud permintaanmu itu, Nak? Jawab si Ayah penuh heran.
"Ayah sudah berjanji akan mengabulkan permintaanku dan itu permohonanku, Yah."
"Iya, Nak. Ayah sudah berjanji.... tapi... tapi Ayah tidak mengerti Nak?"
"Ayah, sudah 17 tahun saya tinggal di sini tapi tidak seharipun saya mendengar Ayah atau Ibu membaca Al-Quran,” kata si pemuda.
Sedangkan Rasulallah pernah mengatakan, "Bahwa rumah yang tidak pernah dibacakan Al-Quran di dalamnya adalah seperti kuburan. Saya tidak ingin tinggal di kuburan, Yah," pinta si pemuda.
Ayah dan Ibu sang Pemuda terdiam.
"Ayah dan ibu tidak pernah mengajariku bagaimana membaca Al-Quran. Memang rumah ini mewah, besar dan orang-orang melihatnya sebagai istana. Tapi mereka tidak tahu, bahwa di mata Rasulallah rumah ini seperti kuburan.,”
“Jika Ayah dan Ibu mau menepati janji mengabulkan permintaanku, tolong Yah. Aku tidak ingin lagi tinggal di kuburan,”
Ajarilah aku membaca Al-Quran, agar rumah ini bercahaya dengan cahaya Al-Quran.
Kisah di atas menjadi bahan instrospeksi bagi kita. Renungkan, di manakah kalian selama ini makan, minum, tidur dan menetap? Di rumahkah? di Koskah? Di Kontrakankah? ataukah di kuburan?
Karena Rasulallah mengibaratkan rumah yang tidak pernah dibacakan Al-Quran di dalamnya, seperti kuburan..
Jadi dimanakah sebenarnya kalian tinggal saat ini?
Jika menurut kalian, kisah ini bermanfaat. Silahkan di-share untuk teman anda, sahabat anda, keluarga anda, atau bahkan orang yang tidak anda kenal sekalipun.
Jika mereka tergerak hatinya untuk menghidupkan Al-Qur'an di tempat tinggalnya setelah membaca kisah yang anda share, maka semoga anda juga mendapatkan balasan pahala yang berlimpah dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Baca dan Tonton Video Ini, Kisah Seorang Pemuda yang hidup 17 Tahun di dalam kubur !! |
Pernahkah anda Mengetahui Kisah ini, kisah seorang pemuda selama 17 tahun hidup di dalam kuburan.
Anda mungkin mengira bahwa ia tinggal di daerah dekat kuburan.
Tidak! Dia tidak tinggal di daerah dekat kuburan, tapi ia tinggal di dalam kuburan itu sendiri. Bagaimana kisahnya?
Anda mungkin tidak akan mempercayai kisah ini, karena pemuda ini lahir dari keluarga berada. Ayah dan ibunya orang terpandang dan memiliki kekayaaan yang berlimpah.
Dalam pandangan masyarakat sekitar, kedua orangtua ini adalah orangtua yang sempurna. Namun orang hanya bisa melihat apa yang tampak.
Orang-orang tidak tahu bahwa kedua orangtua terpandang inilah yang memasukkan anaknya ke dalam kuburan dan menjalani hidup selama 17 tahun di dalam kuburan!
Setiap hari, sang anak makan, minum dan tidur di dalam kuburan, yang penuh kegelapan. Sang Anak juga hanya bisa menjalani apa yang diberikan orangtuanya, tanpa perlawanan.
Menjelang ulang tahun pemuda itu yang ke-17, orang tuanya berjanji akan mengabulkan apa pun permintaan si pemuda sebagai hadiah ulang tahunnya.
Sang pemuda berpikir, inilah saatnya dia akan mengajukan permintaannya. Ia tidak ingin lagi tinggal di kuburan, tapi apakah orangtuanya benar-benar akan mengabulkan permintaannya?
Hari itu pun tiba, Sang Pemuda berulang tahun yang ke-17.
Kedua orangtuanya datang dan menghampiri dan menanyakan hadiah apa yang ia inginkan. Sang pemuda menjawab, "Ayah, ibu... saya tidak meminta banyak, saya hanya minta satu hal.”
"Apa, Nak? katakanlah, Ayah dan ibu pasti akan mengabulkan permintaanmu," pinta Ayahnya.
"Ayah dan ibu berjanji?" balas si pemuda.
"Tentu, nak. Ayah dan ibu berjanji akan memenuhi permintaanmu, selama kami mampu,” jawab Ayahnya.
"Ayah...Ibu... saya tidak ingin tinggal lagi di kuburan," kata si pemuda.
"Apa? apa maksud permintaanmu itu, Nak? Jawab si Ayah penuh heran.
"Ayah sudah berjanji akan mengabulkan permintaanku dan itu permohonanku, Yah."
"Iya, Nak. Ayah sudah berjanji.... tapi... tapi Ayah tidak mengerti Nak?"
"Ayah, sudah 17 tahun saya tinggal di sini tapi tidak seharipun saya mendengar Ayah atau Ibu membaca Al-Quran,” kata si pemuda.
Sedangkan Rasulallah pernah mengatakan, "Bahwa rumah yang tidak pernah dibacakan Al-Quran di dalamnya adalah seperti kuburan. Saya tidak ingin tinggal di kuburan, Yah," pinta si pemuda.
Ayah dan Ibu sang Pemuda terdiam.
"Ayah dan ibu tidak pernah mengajariku bagaimana membaca Al-Quran. Memang rumah ini mewah, besar dan orang-orang melihatnya sebagai istana. Tapi mereka tidak tahu, bahwa di mata Rasulallah rumah ini seperti kuburan.,”
“Jika Ayah dan Ibu mau menepati janji mengabulkan permintaanku, tolong Yah. Aku tidak ingin lagi tinggal di kuburan,”
Ajarilah aku membaca Al-Quran, agar rumah ini bercahaya dengan cahaya Al-Quran.
Kisah di atas menjadi bahan instrospeksi bagi kita. Renungkan, di manakah kalian selama ini makan, minum, tidur dan menetap? Di rumahkah? di Koskah? Di Kontrakankah? ataukah di kuburan?
Karena Rasulallah mengibaratkan rumah yang tidak pernah dibacakan Al-Quran di dalamnya, seperti kuburan..
Jadi dimanakah sebenarnya kalian tinggal saat ini?
Jika menurut kalian, kisah ini bermanfaat. Silahkan di-share untuk teman anda, sahabat anda, keluarga anda, atau bahkan orang yang tidak anda kenal sekalipun.
Jika mereka tergerak hatinya untuk menghidupkan Al-Qur'an di tempat tinggalnya setelah membaca kisah yang anda share, maka semoga anda juga mendapatkan balasan pahala yang berlimpah dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Langganan:
Postingan (Atom)